Headlines News :

Baptisan Di Laut Merah

Print Friendly and PDF
Today God Is First (TGIF) by Os Hillman

"Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru". (Roma 6:4)

Ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, ia membawa mereka ke tepi laut Merah. Bangsa ini melihat laut terbentang dihadapan mereka dan mendengar deru kereta perang bangsa Mesir dibelakang mereka. Mereka tahu mereka terperangkap - dan iman mereka kepada Allah hilang lenyap. Mereka mengira Allah tidak lagi bekerja dalam hidup mereka. Dalam kepanikan dan keputusasaan, mereka menoleh kepada Musa dan berkata, "Mengapa engkau membawa kami ke padang gurun untuk mati? Saat kami menjadi budak di Mesir, bukankah telah kami katakan kepadamu, "Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang-orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk hidup sebagai budak daripada mati di padang gurun ini."

Mereka tidak dapat membayangkan bahwa jalan Allah menuju kebebasan ternyata membawa mereka langsung menuju dan melalui air yang dalam! Air Laut Merah, seperti sakramen baptisan dalam Perjanjian Baru, adalah lambang kematian. Ketika Musa membelah Laut Merah, bangsa Israel berjalan diatas dasar laut yang kering dengan dinding air dikedua sisi mereka. Mereka turun ke kedalaman laut. Mereka mati bagi diri mereka yang lama dan bangkit menuju hidup baru yang menuntun mereka ke Tanah Perjanjian.

Seperti bangsa Israel dalam perjalanan mereka, kita juga seringkali panik dan berseru kepada Allah, "Apakah Engkau membawa aku masuk kedalam padang gurun penderitaan ini untuk mati?" Kita lebih suka hidup sebagai budak daripada mati bagi diri sendiri dan menyerahkan kendali kehidupan kita kepada allah. Tetapi Allah membawa kita melalui kedalam supaya kita dapat muncul sebagai manusia baru, manusia yang siap memasuki Tanah Perjanjian.

Pada umumnya saya mengamati bahwa semakin besar dan semakin tinggi panggilan Allah bagi seseorang, semakin berat kesukarannya. Saya tidak mengatakan bahwa panggilan satu orang lebih penting dari yang lain, tetapi saya ingin berkata bahwa seseorang mungkin berpotensi memberikan dampak yang ebih besar bagi orang lain. Dan hal ini seringkali menuntut persiapan yang lebih besar. Karena itu, bila anda sedang mengalami kesukaran yang dalam, bersyukurlah kepada Allah hari ini bahwa IA sedang mempersiapkan anda untuk sebuah kehidupan yang dirancang untuk memberi dampak pada banyak orang.

Kiranya Roh Kudus akan menolong kita, Tuhan Yesus memberkati!!


Samuel Darmanto 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...