Headlines News :

Pahit Menjadi Manis

Print Friendly and PDF
Pahit Menjadi Manis

Keluaran 15 : 25
"Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis."





Seringkali sukacita dan dukacita berjalan seiring. Seperti bangsa Israel yang merasakan sukacita dan kemenangan yang besar di Laut Merah, akan tetapi tiga hari sesudahnya menjumpai air pahit di Mara (Keluaran 15:22-23), sukacita segera berubah menjadi kemarahan, terutama kepada Musa sebagai pemimpin dan gembala bagi umat Israel.





Di Mara tempat yang berair pahit itu Tuhan menyuruh Musa melempar sepotong kayu ke dalam air, sehinga air itu menjadi manis dan bisa diminum (ayat 25). Suatu "potongan kayu" yang dilemparkan ke dalam situasi pahit hidup kita dapat membuat situasi menjadi manis. Potongan kayu itu adalah salib Yesus (1 Petrus 2:24). Pandangan kita akan berubah saat kita merenungkan kematian-Nya yang penuh pengorbanan dan penyerahan-Nya pada kehendak Allah (Lukas 22:42).

Penderitaan kita dapat terjadi karena berbagai alasan mulai dari pelanggaran dan ketidaktaatan kita sendir sampai penyebab dari orang lain yang iri dan dengki dengan kita dan orang-orang yang sengaja berbuat jahat kepada kita.

Namun Tuhan mengijinkan hal itu terjadi, sekalipun kita mungkin tidak memahami alasannya, tetapi jika itu kehendak Bapa, yang tak terbatas kebijaksanaan serta kasih-Nya, maka kita harus yakin bahwa yang manis pasti akan tiba.

Ketika kita berkata "ya" kepada Allah saat Roh-Nya menyatakan rencana-Nya kepada kita melalui firman-Nya, situasi pahit dalam hidup kita akan menjadi manis. Kita tak perlu mengeluhkan atas kejadian pahit yang telah diijinkan Tuhan.

Sebaliknya, kita harus melakukan segala perintah-Nya. Yesus berkata bahwa kita harus memikul salib setiap hari dan mengikuti Dia (Lukas 9:23). Saat kita mengingat salib Kristus dan berserah kepada Bapa seperti Tuhan Yesus, maka pengalaman pahit akan berubah menjadi manis.

Allah memakai kesulitan untuk membuat kita lebih baik bukan menjadi pahit karena itu bila terasa manis jangan keburu ditelan, bila terasa pahit jangan keburu dimuntahkan


Samuel Darmanto
Gembala Sidang
  

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...