Headlines News :

Keuletan & Ketekunan

Print Friendly and PDF
Oleh Andire Wongso











Pada suatu ketika, disebuah gunung batu, ada seorang lelaki yang ingin memecah batu-batu besar menjadi batu kecil untuk dijual guna menghidupi keluarganya. Lelaki tersebut adalah seorang bertubuh tegap dan tampak perkasa. Berbekal alat pemecah batu, ia mengerahkan segenap tenaganya untuk memecah batu besar.

Suara pukulan pada batu memecah keheningan. Lelaki itu bekerja dengan penuh semangat. Satu kali, dua kali, lima kali, sepuluh kali, batu besar itu belum pecah. Ia memukul kembali. Dua puluh kali, tiga puluh kali batu besar itu tetap utuh. Ia kembali memukul dengan keras. Empat puluh kali, lima puluh kali batu itu masih belum pecah juga. Kali ini, ia memukul dengan lebih keras lagi. Sejenak napasnya terengah-engah. Ia heran mengapa batu itu belum pecah juga padahal ia sudah mengerahkan seluruh tenaganya.


Kembali, rasa penasaran membuat ia lebih nekat, enam puluh, tujuh puluh, delapan puluh kali, sembilan puluh kali. Batu itu hanya seperti hanya tergores oleh sipemecah batu. Akhirnya, ia pun bersandar dibatu tersebut. Napasnya kembali turun naik. Tubuhnya basah oleh keringat. Semangat yang tadinya menyala-nyala hilang entah kemana. Ia mengeluh, Mengapa batu ini begitu keras? Apa ini memang bukan rejeki saya?.

Ditengah keputusasaannya, tiba-tiba datang seorang lelaki tua kurus berbaju putih menghampirinya. Ia tampak seperti orang bijak. "Anak muda, boleh saya bantu memecahkan batu itu? tanyanya. Si pemecah batu berpikir, kalau saya yang lebih muda dan gagah saja gagal, bagaiman mungkin si orang tua bisa melakukannya. "Silakan saja" katanya ragu.

Orang Tua itu mengayunkan alat pemecah batu dan mulai memukul batu yang belum pecah tersebut. Sekali, dua kali, tiga kali, hingga kali sepuluh pukulan diayunkan, batu itu akhirnya pecah juga. Lelaki pemecah batu itu takjub "Luarbiasa, apakah anda mempunyai ilmu khusus?" ujarnya penuh kekaguman. "Ajari saya!"

"Aku tidak mempunyai ilmu apapun, aku sama seperti dirimu" jawab si orang tua tersebut. Ia melanjutkan, "Kamu mungkin belum paham, batu ini sudah hampir pecah. Jadi, hanya butuh beberapa kali tambahan pukulan, hingga retakan didalam batu yang tidak terlihat akan segera membuat batu itu pecah secara keseluruhan," Jawab si orang tua.

"Sekarang kamu tahu keadaan sebenarnya, selama kamu masih mempunyai keuletan untuk tetap memukul, yakin, batu itu pasti akan pecah. Maka kelak kamu jangan mudah menyerah."

Sahabat Luar Biasa, dalam kehidupan ini seringkali kita tidak sabar pada "detik-detik" akhir dalam perjuangan yang kita lalui. Bisa jadi ujung perjuangan itu sudah dekat dimata kita. Tapi, karena ketidak sabaran, karena kurangnya keuletan, kita sering berhenti ditengah jalan, dan akhirnya kita tidak mencapai apa yang kita inginkan.

Yang namanya proses, memang tidak bisa ditentukan berapa lama. Maka yang menjadi fokus kita seharusnya adalah "mencoba" dan "terus mencoba". Ulet dan tetap ulet!!.

Mari buka pikiran, lapangkan hati, mantapkan langkah, tingkatkan kesabaran & keuletan, perkuat perjuangan, makakita akan menjadi sang pemenang sejati dalam setiap perjuangan dalam meraih apa yang kita cita-citakan.

SALAM SUKSES LUAR BIASA!!!!

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...